Tucuxi
merupakan salah satu mobil listrik karya anak bangsa. Mobil ini cukup membanggakan
bagi bangsa Indonesia, karena yang membuat rancangan mobil listrik mewah ini
adalah seorang anak bangsa yang bernama Danet Suryatama yang merupakan lulusan
ITS Surabaya dan bergelar Doctor dari Michigan AS. Apalagi pembuatan mobil ini
sangat didukung oleh Menteri BUMN. Bapak Dahlan mengatakan “pembuatan mobil ini
merupakan bagian dari industry strategis”. Produksi mobil listrik mewah
ini dapat dijadikan celah dan peluang dalam industry otomotif Indonesia untuk
mengurangi penggunaan bahan bakar minyak yang semakin menipis. Industry ini
juga memiliki prospek yang sangat baik ditengah issue semakin populernya
kendaraan hemat energi, ramah lingkungan dan zero emisi.
Mobil listrik ini menggunakan riset tehnologi battere. Waktu pengisian
baterai ini menghabiskan waktu 4 jam untuk jarak tempuh 320-480 kilometer.
Baterai yang digunakan mobil Tucuxi adalah battere lithium ion. Itulah sedikit
penjelasan mengenai teknologi baterai yang digunakan di salah satu mobil
listrik. Selanjutnya saya akan menjelaskan lebih detail mengenai penggunaan
teknologi baterai pada mobil listrik.
Disini saya akan menggambarkan penggunaan baterai pada mobil listrik dengan
perbandingan biayanya. Misalnya saja antara baterai
timbal-asam dengan baterai NiMH. Biaya dari
baterai NiMH saat ini adalah 10 sampai 15 kali lebih besar
daripada baterai timbal-asam. Dengan kata
lain, sebuah baterai NiMH akan menelan biaya
$ 20.000 sampai $ 30.000 (hari ini) bukan $2.000.
Harga baterai bisa saja jatuh bangun karena mereka menjadi mainstream, sehingga selama beberapa tahun ke depan ada kemungkinan bahwa NiMH dan baterai lithium-ion akan menjadi kompetitif dengan harga baterai timbal-asam. Mobil listrik akan memiliki jangkauan signifikan lebih baik pada saat itu.
Harga baterai bisa saja jatuh bangun karena mereka menjadi mainstream, sehingga selama beberapa tahun ke depan ada kemungkinan bahwa NiMH dan baterai lithium-ion akan menjadi kompetitif dengan harga baterai timbal-asam. Mobil listrik akan memiliki jangkauan signifikan lebih baik pada saat itu.
Ketika Anda melihat masalah yang terkait
dengan baterai, Anda mendapatkan perspektif yang berbeda pada
bensin. Dua galon bensin, yang beratnya £ 15, dengan
biaya $ 3,00 dan memakan waktu 30 detik untuk menuangkannya ke
dalam tangki, setara dengan 1.000 pon baterai
timbal-asam dengan biaya $ 2.000 dan mengambil waktu
empat jam untuk mengisi ulang.
Terkait dengan mengapa ada begitu banyak penggunaan sel bahan
bakar saat ini ketimbang teknologi baterai. Dibandingkan
dengan baterai, sel bahan bakar akan lebih kecil, lebih
ringan dan langsung diisi ulang. Ketika didukung oleh hidrogen
murni, sel bahan
bakar tidak memiliki masalah dengan lingkungan yang
terkait dengan bensin. Hal ini sangat
memungkinkan bahwa mobil-mobil listrik masa depan
akan mendapatkan listriknya dari sel bahan bakar. Masih banyak
penelitian dan pengembangan yang akan terjadi, namun sel
bahan bakar yang lebih murah dapat diandalkan untuk
mendukung mobil listrik.
Hampir setiap mobil listrik memiliki satu baterai lainnya.Yakni baterai timbal-asam12-volt yang normal . Baterai 12-volt menyediakan daya untuk aksesoris - hal-hal lain seperti lampu, radio, kipas angin, komputer, kantong udara, wiper, power window dan instrumen lain dalam mobil. Karena semua perangkat sudah tersedia dan standar di 12volt, maka masuk akal bila di lihat dari sudut pandang ekonomi untuk menggunakannya pada mobil listrik.
Hampir setiap mobil listrik memiliki satu baterai lainnya.Yakni baterai timbal-asam12-volt yang normal . Baterai 12-volt menyediakan daya untuk aksesoris - hal-hal lain seperti lampu, radio, kipas angin, komputer, kantong udara, wiper, power window dan instrumen lain dalam mobil. Karena semua perangkat sudah tersedia dan standar di 12volt, maka masuk akal bila di lihat dari sudut pandang ekonomi untuk menggunakannya pada mobil listrik.
Bagaimana tanggapan Anda setelah mengetahui penjelasan mengenai Teknologi
Baterai pada mobil listrik?. Apakah semakin tertarik untuk menggunakan Mobil
Listrik?
Sumber :
Majalah Tempo edisi 14-20 Januari 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar