Segala macam upaya direncanakan
Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta untuk mengurai kemacetan di
Ibu Kota. Untuk jangka panjang, Pemprov DKI merencanakan untuk membangun dua
megaproyek transportasi massal berbasis rel, yaitu mass rapid transit (MRT) dan
monorel.
MRT yang pelaksanaan ground
breaking-nya direncanakan pada 2013 mendatang terancam molor. Gubernur DKI Joko
Widodo (Jokowi) hingga saat ini masih belum memutuskan apakah ingin melanjutkan
MRT atau tidak.
Jokowi masih dalam upaya
renegosiasi dengan pemerintah pusat untuk mengubah beban pengembalian pinjaman
kepada Japan International Cooperation Agency (JICA). Di satu sisi, pemerintah
pusat, terutama Kementerian Keuangan, juga masih belum menerima tawaran
renegosiasi Jokowi.
Sementara itu, megaproyek MRT
masih terombang-ambing nasibnya, Jokowi justru memberi lampu hijau kepada
monorel.
"Intinya monorel sudah saya
beri lampu hijau. Yang paling penting, legalnya dulu. Kalau hukumnya itu sudah
oke, ya langsung saja."
Ada dua konsorsium yang ingin
menjalankan proyek monorel, yaitu PT Jakarta Monorail (swasta) dan Adhi Karya
(BUMN). Jokowi mengatakan, Adhi Karya masih tetap tidak ingin untuk bergabung
dengan pihak swasta, dalam hal ini, PT Jakarta Monorail, untuk menjalankan
monorel.
"Intinya, Adhi Karya tidak
mau bergabung dengan Jakarta Monorail. Kalau tetap digabung, beliaunya akan
mengundurkan diri. Ada surat tertulisnya," kata Jokowi.
Jokowi mengatakan, melalui surat
dari Adhi Karya tersebut, berarti konsorsium penggerak monorel tinggal satu,
yakni PT Jakarta Monorail. Namun, perihal itu masih dalam kajian mengenai rute (blue
line dan green line) dan hukumnya.
"Legalnya seperti masih apa,
itu masih saya lihat. Akan tetapi, intinya saya memberi lampu hijau kepada
monorel agar jalan. Bukan Jakarta Monorail-nya, tetapi monorelnya," kata
Jokowi.
Juru Bicara PT Jakarta Monorail
Bovanantoo mengakui pihaknya baru saja bertemu dengan Jokowi. Menurut dia,
untuk keberlanjutan monorel, proyek itu akan dikaji lebih dalam dengan waktu
yang sangat singkat dan cepat.
"Tentunya dengan dinas dan
lembaga terkait diminta melakukan koordinasi tentang integrasi passenger supaya
ini dapat dilihat suatu angka yang realistis," kata Bovanantoo.
Untuk pendanaan proyek monorel
akan menggunakan pendanaan swasta murni. Dengan perbandingan perbankan sebesar
70 persen dan 30 persen konsorsium. Jokowi menginginkan dalam pembangunan
proyek monorel ini mulai dari rel, kereta, dan lainnya menggunakan produk dalam
negeri.
"Dari awal, kami memang
menawarkan suatu kombinasi produk dalam negeri. Tentunya tidak akan 100 persen.
Akan tetapi, untuk Jakarta, dalam beberapa hal, akan ada beberapa komponen
campuran," ujarnya.
Kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar